Kemerdekaan dan Pancasila Tak Bisa Dipisah, Ibarat Dua Sisi Mata Uang

Jelang 75 tahun kemerdekaan Indonesia, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menekankan kemerdekaan Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negara, keduanya tak terpisahkan.

Karena memisahkan Pancasila dengan kemerdekaan bangsa Indonesia itu sama dengan ingin menganulir kemerdekaan bangsa Indonesia yang susah payah diperoleh para pejuang dan pendiri bangsa.

Basarah memaknai kemerdekaan Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negaranya ibarat dua sisi mata uang.


Di satu sisi, kemerdekaan Indonesia dan Pancasila seolah diproses dan disepakati oleh para pendiri bangsa dalam satu tarikan nafas.

"Tetapi di sisi lain, puncak peristiwa kemerdekaan bangsa Indonesia lepas dari hegemoni kolonialisme itu bukan peristiwa yang terjadi tiba-tiba. Itu adalah suatu proses panjang yang diwarnai satu momentum ketika para pendiri bangsa kita memikirkan dasar negara apa yang akan mengawal Indonesia merdeka," ujar Basarah.

"Dengan demikian, menurut saya, kemerdekaan bangsa Indonesia is (adalah, - red) Pancasila dan Pancasila adalah kemerdekaan bangsa Indonesia," imbuhnya.

Oleh karenanya, penting bagi bangsa Indonesia untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia setiap 17 Agustus. Ibaratnya kemerdekaan itu bukan sesuatu yang tiba-tiba jatuh dari langit, namun wujud kristalisasi perjuangan para pendiri bangsa.

"Kita cuma mendapatkan warisan dan ini tidak boleh kita gadaikan, tidak boleh kita jual kepada bangsa asing, atau kita gonta ganti dasar falsafahnya. Karena kalau kita rusak Indonesia hari ini, maka yang akan rugi adalah anak cucu kita di masa mendatang. Itulah gunanya kita memperingati 75 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia pada hari Senin, 17 Agustus yang akan datang," kata dia.

Momentum 75 tahun kemerdekaan Indonesia terjadi ketika pandemi Covid-19 melanda. Pandemi Covid-19 menurutnya akan berdampak kepada permasalahan ekonomi yang berujung pada persoalan pangan.

Deputi Bidang Pengkajian dan Materi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Dr FX Adji Samekto menilai masyarakat justru harus mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila guna menghadapinya. Salah satunya dengan cara fokus membicarakan kedaulatan pangan di Indonesia.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel